Setiap
orang terlahir sebagai orang yang bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Tetapi beda dengan kehidupan Willy. Keluarganya bergantung teguh dibahunya.
Willy adalah seorang yatim piatu yang hidup bersama Tante dan 2 orang kakak
perumpuannya. Satu-satunya warisan yang ditinggalkan orang tuanya adalah rumah
berukuran sedang. Tetapi tingkah Tante sangat kekanakan. Dia tak pernah mau
kedapur, begitu juga kedua kakaknya. Setiap hari Willy seperti seorang pembantu
yang tidak pernah dibayar. Willy sangat membenci Tante dan Saudaranya.
“Willy!
Tolong jangan sembunyikan baju kakak ya! Setelah kau memcucinya kau harus
meletakannya lagi lemari ini”. Teriak Willa kakak paling tua dari Willy.
“Bajumu
masih di jemuran. Kakak yang meletakannya sembarangan dibawah kolong kasur. Aku
baru menemukannya pagi tadi” jawab Willy.
“Willy
oh Willy adikku yang kecil mana sarapannya.. Kakak harus pergi kuliah 10 menit
lagi” teriak kakak penengah si Wolla.
“Ya
ampun kak, apa sih yang bisa kamu lakukan dihidupmu selain ke
kampus-makan-tidur? Rasanya aku tak percaya seorang pecundang seperti kamu bisa
memenangkan ratusan ribu pesaing mu ketika di rahim ibu. Kau bisa ambil
makannannya dari kuali dapur.
“Apa
katamu Willy? Kau meragukanku? Kau pikir kau bisa apa? Aku tak yakin setelah
lulus dari SMA ini kau bisa lulus di Perguruan Tinggi seperti kakak. Kita lihat
saja nanti huh. Sudahlah aku makan dikampus saja nafsu makan ku hilang lihat
wajah sombongmu”.
Mungkin
Wolly bisa bersombong diri karena dia kuliah. Tetapi dia menghabiskan sisa uang
peninggalan Ayahnya tanpa menyisakan untuk Willy. Selain itu Willa terus saja
gonta-ganti pakaian baru untuk dipakainya di saat bekerja. Tetapi ketahuilah
bahwa pengeluaran Willa jauh lebih besar dari penghasilannya. Walaupun dia
memiliki gaji sebulan sekali. Tetap saja dia habiskan untuk makan di lestoran
mahal dan beli baju baru. Bahkan juga menggunakan uang yang ditinggalkan Ayah
mereka.
Sementara
Willy menggunakan uang bagiannya untuk membeli alat rumah tangga seperti bahan
masakan dan buku sekolah. Walaupun untuk dimakan berempat satu rumah. Willy diam-diam
menabung uang pemberian Ayahnya.
Sementara
tante Wilson hanya duduk manis di depan TV, makan gratis dan juga memerintah
Willy untuk banyak hal seperti kedua kakaknya.
Willy
sangat jengkel. Sudah 4 tahun dia menderita tinggal bersama 3 penjahat bermuka
cantik. Dia memikirkan rencana selanjutnya agar bisa keluar dari neraka dunia
tersebut. Dia mulai memasukan bajunya kedalam koper dan menulis sepucuk surat.
“Kakak dan Tante ku yang jahat, aku pergi
dulu ya. Aku ingin jadi seorang mahasiswa seperti kak Wolla. Tapi aku tak ingin
seperti dia yang selalu mendapat IP yang rendah. Aku ingin jadi seseorang yang
punya pekerjaan seperti kak Willa. Tapi aku tak ingin seperti dia yang memiliki
pengeluaran besar dari gajinya sendiri. Aku juga ingin jadi orang yang santai. Duduk
manis didepan TV sambil memasukan snack kedalam mulut. Tetapi aku tak ingin
seperti tante Wilson yang bersantai dengan uang ayahku.
Aku ingin jadi mahasiswa yang
sukses dan IP yang tinggi. Aku ingin jadi pemimpin sebuah perusahaan lalu duduk
santai dan makan enak dari hasil keringat ku sendiri. Jangan cari aku. Aku sudah
besar, jadi aku bisa bertahan hidup didunia yang keras ini.
Salam Adikmu, Keponakanmu yang
Manis :)”
Sebagai
sentuhan terakhir Willy membuka lemari untuk memecahkan patung tempat ia
menabung selama ini. Setelah dia melihat kedalamnya. Dia sudah tau bahwa salah
satu dari kakaknya sudah mencuri uangnya.
Dia
sangat ingin memenggal tangan kakaknya yang sudah tega memperlakukan adiknya
seperti saudara Tiri. Tetapi dia tak ingin ketahuan kabur dari rumah. Willy
masih bisa menggunakan setengah dari tabungannya yang ada di saldo tabungannya.
Willy menyimpan uang di patung sebesar 45 % dan 55% nya ada di saldo
rekeningnya. Dia sudah memikirkannya saat dia baru saja memiliku KTP setahun
yang lalu. Hanya saja uang yang ada direkeningnya sudah berkurang sekitar 10 %
karena digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Willy
masih bisa menggunakan uang sekitar 56 juta untuk biaya kuliah dan kosnya
diluar kota. Willy lulus dengan Nilai tertinggi di SMA nya dan melanjutkan
Kuliah Ekonomi di Perguruan Tinggi Negeri di Wonderlish, Provinsi Atlantte.
Dia
tinggal disebuah kos yang dihuni oleh 50 Mahasiswa dari 40 kamar. Dia
memutuskan untuk tinggal sendiri disebuah kamar paling ujung dan tersisa
satu-satunya yang masih kosong. Harga kos yang mahal membuat Willy terpuruk
karena membayangkan uang yang dibawanya hanya akan mampu membawa nya sampai
semester dua saja. Sehingga dia harus memikirkan rencana B untuk beasiswa,
Rencana C untuk mencari Cinta dan rencana D untuk Dagang.
Dengan
ketiga itu dia bisa kuliah gratis, ada cowok yang akan mengantarkannya setiap
hari dan ada pemasukan dari dagangannya yang laku.
Setelah
satu semester kuliah dia sudah mendapatkan ketiganya BCD. Willy terkadang
merasa tidak enak hati dengan pacarnya karena harus mengantarkannya 4 kali
sehari 2 kali pulang-pergi kampus dan 2 kali pulang pergi dagang.
Yang
dijual Willy berasal dari bakat nya memasak. Dia menjual selai kacang sebagai
olesan roti. Dia bisa menjual 40-70 keping roti dengan olesan selai kacang
dengan berbagai kombinasi rasa. Tetapi Willy benar-benar pelit dengan pacarnya.
Dia tak pernah sekalipun memberikan roti olesannya secara gratis kepada Wildan
pacarnya.
“Willy,
kau tau ini hari apa?” sebuah pertanyaan dari Wildan
“Hari
senin” jawab Willy dengan roti ditangannya.
“Bukan
itu maksud aku, ini adalah tanggal 7 Desember. Memperingati tiga bulan kita
jadian” Wildan menjelaskan dengan penuh semangat.
“Kamu
lebay Wildan hahahaha... Baru juga tiga bulan. Lagi pula aku bukanlah remaja
alay yang selalu memperingati Aniversarry” Willy menjawab sambil tertawa
“Aku
berharap kamu sedikit serius denganku. Aku lihat selama ini tak ada tanda-tanda
bahwa kau mencintaiku Willy. Sebaiknya kita Dinner malam ini aku yang traktir”.
Willy
menyetujuinya dan meminta Wildan berjanji mengantarkannya kembali ke kos
sebelum jam 10 malam. Karena gerbang kos akan tutup pada jam 10. Malamnya willy
datang ke restoran yang dijanjikan Wildan. Tetapi wildan mengantarkan Willy
lewat beberapa menit dari jam 10 dan Willy terkunci diluar.
Willy
marah sejadi-jadinya dengan Wildan karena telah membuatnya terlambat. Jadi
Willy meminta Wildan untuk mengantarkannya ke ruko yang dia sewa harian untuk
menjual roti dengan jarak 5 menit bermotor dari kosannya. Sesampai didepan
rukonya keadaan sangat sepi. Hanya mobil truk besar yang lewat dipinggir jalan.
Sepertinya
Wildan memanfaatkan suasana malam yang sunyi untuk mendekati Willy. Dia mulai
melangkah mendekati Willy dan bertanya “Sayang, apakah kau mencintaiku?”
“Ya
tentu kamu kan pacar aku” Willy menjawab dengan penuh keringat dingin
“Kalau
begitu buktikanlah dengan ini” Wildan memagarkan kedua tangannya ke dinding
dihadapan Willy. Wildan menncoba untuk melakukan sesuatu...
Willy
merasa tidak senang dengan tingkah pacarnya dan memukul dengan keras ke arah
perut Wildan.
“Iya
benar aku pacarmu, benar juga aku mencintaimu dan kau sudah melakukan banyak
hal untukku. Tetapi aku tak ingin mengupahmu dengan ciuman atau hal yang lebih
buruk dari itu. Karena aku adalah wanita baik-baik bukan wanita murahan yang
bisa kau temui di SMA mu atau SMP mu dulu. Dengar baik-baik Wildan otak kotor.
Mulai sekarang juga kita putus. Dan aku siap jadi pejalan kaki ketika aku pergi
ke kampus”. Willy membanting pintu ruko dengan keras dengan muka yang sangat
marah.
Willy
menjalani kehidupannya sebagai mahasiswa. Dengan IP yang lumayan tinggi. tanpa
rencana C lagi. Dan dia berhasil kuliah hingga semester delapan. Dia tak pernah
tau lagi kabar kakak dan tantenya. Dia wisuda dan mulai membuka rumah kue.
Ketika rumah kue nya sudah berdiri setahun dia
mendapat tawaran untuk mengikuti lomba masak di Italia. Setiap negara
mengirimkan 10 kandidat dan Willly salah satunya.
Disaat
perlombaan tampak orang Jepang dengan kelincahan tangannya memotong-motong
bawang dan rempah lainnya. Orang perancis dengan api yang masuk ke dalam
makannya dan tuan rumah Itali dengan menarik adonan tepungnya untuk dijadikan
spagetti. Sementara Willy dengan susunan roti isi berisi selai kacang kombinasi
rasa.
Juri
mencicipi seluruh makanan buatan peserta lomba. Dan Juri mengumumkan pemenang
Ketiga adalah Tuan Takashima dengan judul resep Shasimi Niku dari Jepang. Leonarndo
dengan Spagetty Spicy Crispy dari Italia. Dan juara satu Willy Wilsonia dengan
Roti Sepatu Kacang dari Indonesia.
Dia
mendapatkan uang sebesar 50000 dollar atau setara dengan 500 juta rupiah. Dan
sebuah piala besar berbentuk Roti.
Di
Roma dia bertemu dengan Wildan mantan pacarnya. Dan Wildan minta maaf karena
hampir saja melakukan hal yang lancang kepada Willy empat tahun yang lalu. Dia
adalah orang yang merekomendasikan Willy untuk dikirim mengikuti perlobaan
masak di Itali. Karena Willy menang dia juga mendapatkan apresiasi dari
Indonesia.
Mereka
berdua masuk televisi Nasional. Dan Wildan mengungkapkan cintanya yang sudah
lama disimpannya di depan Publik sembari menautkan cincin ke jari gadis
disamping dan menobatkan Willy sebagai Cinderella sepatu kaca.
“Kita
sudah kenal saling kenal lima tahun dan sempat putus dahulu. Sekarang
cinderella sepatu kacangku.. menikahlah denganku...”
Banyak
simpatisan yang sangat kagum melihat kisah romantis wanita pintar dan cantik
dengan Laki-laki tampan dan setia yang mereka lihat di dilayar kaca membuat
Rating stasiun Televisi tersebut naik pesat.
Willly
menerimanya dan mereka menikah. Sehari setelah pernikahan mereka 3 orang
pengemis datang kerumah Willy dan meminta pekerjaan. Mereka tidak lain adalah
Tante dan Kakak perempuannya.
“Jangan
kalian pikir aku adalah orang yang baik seperti cinderella sungguhan ya. Kalian
boleh tinggal gratis di rumah belakang dan bekerjalah di tempat lain. Aku bisa
membersihkan rumahku sendiri. Aku tak ingin kalian mengganggu keromantisan
penikahan kami dengan tinggal disini” Kata willy
“Baiklah,
Terima kasih Cinderella Sepatu Kacang” jawab ketiga orang tersebut.
Tamat....
Penelusuran Terkait: Cerpen: Cinderela Sepatu Kacang
Cinderella Sepatu Kaca
Cinderella Sepatu Kaca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar